Kamis, 23 Januari 2014

BALADA JONI & SUSI

  PERNAHKAH Saudari punya teman bernama Joni?
Atau, Susi? Joni yang ditulis secara blaka sutho dengan ejaan bahasa Indonesia apa adanya. Joni jelas serapan dari Johny seperti pada Depp atau agen rahasia Inggris, Johny English. Era Joni mungkin sudah lalu . Dalam sejarah, Joni yang paling dicatat namanya hanya Joni Indo. Pria ganteng blasteran yang juga penjahat kambuhan berbahaya di era 80-an.
  Sementara itu, Susi tentunya berasal dari Susy.
Biasanya, itu panggilan sayang untuk nama Susan atau Susana.Saya pernah punya teman yang namanya Susi, yang ditulis secara rendah hati dengan cita rasa Indonesia, bukan jenis Susi yang kebarat-baratan., Susy. Seperti namanya, seingat saya, Susi ini berambut kemerahan yang tentunya alami karena zaman saya kuliah cat rambut masih barang mewah. Dan kami mahasiswa di Universitas bersahaja yang duit jajanya tak kalah bersahaja. Putih, cantik, kenes, dan sedikit kemayu. Mungkin benar, nama adalah Do'a.
  Lalu, adik laki-laki saya KKN di Lereng Gunung Bromo. Ditengah dusun berkabut, dia akrab dengan brian kecil, Cassandra, Bella, bahkan Keisha. betapa penetrasi TV mengubah budaya, setidaknya struktur nama.
  Keponakan-keponakan saya punya nama-nama yangyahud dan tidak generik. Yang satu bernama Trixiequita Kalyka Meediza (yang kurang lebih bunga mawarkecil yang membawa kebhagiaan)., satunya bernama Ritero Kicko d'Ravelo (yang berarti kesatria dengan tendangan revolusioner). Trixie di daftar absen kelas IV SD-nya punya teman sekelas dengan nama-nama generik khas generasi 2000-an. Kadang sekelas ada lebih dari satu orang Salsa, Daffa, Tasya, Kayla.
  Kalau bisa saya kategorikan, jenis nama yang sedang trendi di era ini terdiri atas nama islami yang di modernkan dalam penulisan, contoh Aisya atau Aesha (dulu Aisah atau Aisyah), Jenna atau Janna (dullu Jannah).
  Kedua, jenis nama yang diambil dari kota-kota dunia. Sepertinya sih nama ini di mulai Beckham-Victoria dengan Brooklyn. Ketiga, nama dari merek. Misal, Prada, Mercedes,  Chloe (kadang ditulis Khloe ala jajaran Saudari Kardashian), dan Armani. Keempat, nama dari bintang film, misal Ethan, Liam, Cinta, Rangga (yang dua ini tentunya dari Ada Apa Dengan Cinta?), Scarlett, dan Zoe.
  Nah, ada tren terbaru, yaitu nama asli bahasa Indonesia dan merupakan kalimat. Pasangan Anto Hoed-Melly Goeslaw termasuk yang progresif menamai anak mereka Anakku Lelaki Hoed dan Pria bernama Hoed. Ada juga yang menamai anaknya Angan Senja, Denyut.
  Saya memilih golongan terakhir dengan menyiapkan Bintang Radjah Langit dan Magenta Jejak Cakrawala untuk anak-anak saya nanti. Mohon dua nama ini jangan dikutip, sudah saya patenkan, walau dalam hati saja.
  Bagaimana kasus keberatan nama? Nama canggih nan Internasional, tetapi eh kelakuan ndesit bin ndeso? Atau nama Islami, seperti Akhsani Takwim yang kurang lebih bermakna semulia-mulianya ciptaan Tuhan, eh pacarnya gonta-ganti menurut deret ukur, bukan sekedar deret hitung.
  Menurut pendapat saya pribadi, karena nama adalah harapan orang tua kepada anak, nggak ada salahnya memberikan harapan maksimal. Tapi, tentu namanya juga berharap, cobalah senantiasa proposional. Jangan sampai harapan tinggal harapan. Namai anak anda dengan sak madya.
 Saat memberi nama, seharusnya orang tua berwawasan futuristis. Artinya, perlu memperkirakan nama itu nggak ketinggalan zaman. Bayangkan anak-anak anda akan berkiprah di 20 tahun dari sekarang. Nama seyogianya punya efek dramatis agar mudah diingat, tapi juga membumi.
  Dalam menamai, bertenggang rasalah kepada anak Anda yang akan mengemban nama itu seumur hidupnya. Jangan beri nama yang rentan bully.
  Yang terpenting pola asuh dan pola didik benar sehingga nama tidak sekadar nama. Tidak sekadar pepesan kosong dan janji-janji ala pemilu. (*)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar