Senin, 17 Februari 2014

HELLO GOODBYE

     HIDUP TAK ADA YANG ABADI

    Seperti roti tawar keluaran pabrik, perhatikan tanggal kecil di tag pengikat plastiknya. Semua punya expired date alias tanggal kadaluwarsa.

            CINTA?

    KALAU sedang cinta-cintanya, rasanya hati pengin dikasih formalin, ditaruh didalam freezer, dalam kantong plastik tervakum. Pengin menjaga selama mungkin deg-degannya, pipi semu merah jambunya, rasa kupu-kupu beterbangannnya, dan kangennya.
    Tapi, cinta masa pacaran mana ada yang abadi. Cinta di perkawinan saja juga belum tentu jadi jaminan, masih ada selingkuhanya, masih ada kawin laginya, masih ada cerainya. Walau semestinya ada nggak ada cinta, perkawinan adalah masalah komitmen, masalah mengusahakan, masalah mau nggak mau tapi harius mau. Karena perkawinan bukan lagi urusan orang, ada anak-anak yang ikut jadi penumpang. Walau tetnu saja, pada akhirnya yang paling penting adalah kebahagiaan tiap-tiap yang ada didalamnya.

            PEKERJAAN?

    Pekerjaan adalah yang paling rentan diantara yang rentan. Anda bisa dipecat kapan saja. Satu hari jadi directur, hari berikutnya harus berujuang cari uang. Apalagi kalau pekerjaan di nilai sebagai bagian dari identitas diri, eksitensi diri, yang tanpanya kita sungguh bukan siapa-siapa, bukan apa-apa.
    Pekerjaan mungkin sumber ekonomi, apalagi jika satu-satunya sumber keuangan. Apalagi jika kebahagiaan disandarkan hanya dan hanya pada uang. Rasanya mau mati saja.


    Hidup? Pernah lihat film 90-an, Death Becomes Her? Film satir, dengan Bruce Willis sebagai dokter bedah plastik, Meryl Streep, dan Goldie Hawn. Dua aktris perempuan tadi dikisahkan meminum ramuan khusus awet muda yang sekaligus juga jadi ramuan awet hidup, tak bisa mati.
    Bayangkan asanya hidup tak bisa mati, padahal onderdil tubuh sudah berkarat, jebol, bahkan nggak mampu lagi berfungsi. Sementara jantung keras kepala, berdenyut terus. Hidup terlalu panjang umur mungkin tak terlalu menyenangkan. Anda akan mengalami terlalu banyak kehilangan. Mungkin ucapan selamat ulang tahun, semoga panjang umur patut direvisi jadi selamat ulang tahun, semoga cukup umur.
   
Mungkin sendikat Club 27, yang dikepalai Kurt Kobain, Jim Soe Hok Gie bisa jadi hal yang menarik. Mati muda, saat hidup sedang senang-senangnya, kondang-kondangnya.

    Tapi, sebuah akhir seharusnya dilepas dengan cara yang pantas. Sebuah perfect closure, akhir yang sempurna. Sebuah kisah cinta mungkin sebaiknya diakhiri dengan sebuah konsensus damai antara dua pihak.

    Jika sebuah pertemuan berhenti mewah, setidaknya kirimlah sebuah surat penyataan berhenti hubungan cinta. Setidaknya si mantan kekasih berhak mendapat semua penjelasan. Jangan lempar cinta sembunyi tangan. Jangan mau cintanya, putusnya lari tanpa tanggung jawab.
   
    Kalau urusan pekerjaan. Ya relakanlah. Keluarlah dari ruang kerja Anda dengan kepala tegak dan hati yang bangga. Ada rezeki ditempat baru, yang mana tahu lebih baik, lebih manfaat, lebih mufakat.

    Kalau soal hidup, jalani saja. Carpe diem. Seize the day. Anda tak pernah tahu apa yang akanh terjadi besok, bahkan satu jam ke depan. bahka satu menit atau satu detik ke depan. Jalani saja dengan bahagia yang maksimal. Spend the happiness, everyday. Tak perlu menahan-nahan rasa, terlalu takut-takut untuk merasa bahagia dan memperjuangkannya.
   
    Mending Anda sudah tahu rasanya bahagia yang maksimal daripada sibuk menduga-duga, mengira-ngira. Cintai dan pastikan orang yang Anda cinta tahu bahwa Anda mencintai mereka. Mana tahu, Anda atau mereka pergi lebih dahulu.
Seandainya saya punya kesempatan melepas orang-orang yang saya sayang dengan cara pantas, saya akan memastikan mereka tahu betapa mereka disayangi. Pastikan Anda tak "ditipu" nasib, dipecundangi, dicurangi, ditinggal pergi tanpa salam.

    Maka, ini akhir yang semestinya jadi awal. Selamat Senin! Apa kabar? Ini akan jadi Senin terakhi Halau Galau menyapa Anda.
Terima kasih untuk semua e-mail, semua RT, semua komentar, baik secara virtual maupun langsung, selama kurang lebih 21 bulan setia bersama. Membaca kegelisahan saya, yang mungkin juga jadi kegelisahan terdiam Anda. Sama-sama menyalakan lampu di hati dan otak masing-masing, saya dan Anda.
   
    Semoga segera ada jodoh ketemu lagi. Tapi, hidup seperti nasibnya, tak harus abadi. Ini bukan *Selamat Tinggal,"Ini adalah sebuah "Sampai Ketemu Lagi!(*) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar